Augmented Reality sudah banyak diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, berikut ini salah 1 penerapan Augmented Reality dalam kehidupan salah satunya di bidang Militer.
Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang memberikan tentaranya peningkatan kesadaran situasional dengan penggunaan teknologi AR. Teknologi, yang disebut “Tactical Augmented Reality” (TAR), pada dasarnya adalah lensa mata yang membantu tentara secara tepat menemukan posisi mereka serta lokasi orang lain — baik teman maupun musuh saat berperang.
TAR suatu hari akan menggantikan kacamata night-vision, karena memungkinkan tentara untuk melihat dalam gelap. Ini juga akan menggantikan sistem GPS genggam yang dibawa tentara hari ini untuk memperkirakan posisi mereka. Lensa mata terhubung secara nirkabel ke tablet yang dikenakan tentara di pinggang mereka, plus terhubung secara nirkabel ke situs termal yang dipasang di senapan atau karabin mereka.
menurut salah satu kanal berita terpercaya , Militer Amerika Serikat menggandeng Microsoft dengan kontrak US$ 479 juta atau Rp 6,8 triliun untuk memasok prototipe Augmented Reality kacamata Hololens yang akan mendukung tentara selama pelatihan dan misi pertempuran. Namun kesepakatan ini menjadi kontroversial karena karyawan Microsoft menolak kerja sama teknologi untuk militer.
“Teknologi Augmented Reality akan memberikan pasukan dengan informasi yang lebih banyak dan lebih baik untuk membuat keputusan,” kata juru bicara Microsoft, dilaporkan Dailymail.co.uk, 4 Desember 2018.
Kontrak menghasilkan pembelian militer untuk 100 ribu lebih unit headset. Headset kacamata Hololens, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan efek tembak, kemampuan deteksi dan tempur sebelum menembak musuh,” menurut laporan pemerintah.
NASA menggunakan Hololens untuk misi luar angkasa.[NASA via Sputniknews]
Perangkat Hololens termasuk headset, perangkat untuk berinteraksi dengan aplikasi, tas pembawa, bantalan hidung dan tali overhead.
Headset ini dirancang dengan beberapa sensor pengenalan lingkungan dan didukung oleh Microsoft Holographic Processing Unit (HPU) yang dibuat khusus dan chipset Intel 32-bit.
Bobot perangkat hanya sekitar 500 gram dan terdiri dari 64GB memori Flash dan 2GB RAM. Baterai tahan selama sekitar dua hingga tiga jam, dengan hingga dua minggu waktu siaga, kata Microsoft.
Penerapan AR Sandbox Untuk Perencanaan Strategi Perang
Augmented reality (AR) merupakan teknologi yang membuat benda visual dapat ditampilkan kedalam dunia nyata secara real time. Kini teknologi ini semakin dikembangkan oleh para pengembang demi membantu pekerjaan manusia. Tak dapat dipungkiri, saat ini sudah mulai banyak yang menerapkan teknologi AR dalam berbagai bidang seperti pabrik, otomotif, pendidikan, kesehatan dan bahkan untuk pelatihan militer sekalipun. Kali ini AR membuat terobosan baru lagi dalam membantu pelatihan militer, yaitu AR sandbox untuk perencanaan strategi perang. AR sandbox untuk strategi perang atau yang bisa di sebut Holographic Tactical Sandbox ini dapat di akses melalui headset HoloLens.
Diluncurkan pada bulan Januari, Holographic Tactical Sandbox ini diharapkan dapat membantu dalam merencanakan strategi perang dengan lebih efisien. Di rancang untuk bekerja dengan aplikasi Airbus Fortion TacticalC2, perangkat lunak ini memungkinkan perwira dan personel militer untuk dengan mudah melihat peta 3D dari lokasi medan perang di ruang fisik mereka melalui layar yang dipasang di kepala untuk perencanaan misi atau latihan.
Tactical sandbox fisik sudah digunakan untuk merencanakan misi dan melatih personil sejak zaman Romawi, tetapi inovasi teknologi baru dan perkembangan terbaru dalam teknologi AR telah menciptakan peluang yang sangat besar untuk merancang kotak pasir taktis yang sesuai untuk kebutuhan militer di abad ke-21.
AR sandbox untuk strategi perang ini telah menggunakan input isyarat sehingga pengguna dapat memutar, membuat anotasi, memanipulasi, dan berinteraksi dengan peta, serta memungkinkan pengguna untuk melihat medan dari berbagai perspektif dan mengidentifikasi keuntungan taktis di lapangan sebelum nantinya akan diterapkan pada dunia nyata. Selain itu, kemampuan jaringan jarak jauh dapat memungkinkan pengguna di tempat yang berbeda dapat ikut rapat operasi perencanaan strategi perang dan seolah-olah mereka berada di dalam ruangan yang sama dengan rekannya.